Saturday, June 03, 2006

yulda kurniawan



03 Jun 2006 21:06:19
yulda kurniawan
Walah Yuldaaaaa, janganh kamu korbankan aqidah dan harga diri kamu atau teman kamu buat satu cewek yang gak pantas buat dibela2in sebegitunya. mendingan ajak temanmu itu berpikir positip. Lupakan gengsi entah hargadiri yang merasa terlecehkan. Apa temanmu itu gak sadar klo dianya juga pernah melecehkan keberadaan mantan pacar cewek yang digaetnya itu? Ortunya bisa maklum kok klo cewek yang katanya mau diseriusinnya itu berubah.
Masalahnya kan bukan pada ortunya tapi dianya sendiri. Mending biarkan teman kamu, cewek dan mantan cowoknya berjalan masing2 menurut kodratnya. Suruh teman kamu itu ngebayangin waktu sama cewek itu dianya ngapain aja. Masa sih gak ada seru2 nya atau enak2nya acan2. Lalu berterimakasihlah teman kamu ke cewek itu atas segala jasa berbagi pengalaman manis. Asyik khan?
Makanya kemelut(?) ini harus diselesaikan dengan khusnushan.
Jangan malahan mau main dukun pake rioh halus s gala. Atawa dengan tindakan pisik halus apa kasar. Bisa runyam nantinya lho.
Mendingan kamu isi foto Ika yang kamu hapus itu dengan 5 foto Ika yang lainnya. Biar nanti A Fahmi smakin terpesona setelah melihat dan mengamati Ika dari banyak sisi. Ada pic berjilbab gak Yul? Dah.


---pesan dari user ini / message from this user---

Sorry nih Des, kayaknya mendadak banget yaa ? Soalnya dia sedang bersamaku sekarang dan dia curhat ke saya kalau saat ini sedang bingung harus bagaimana. Dia bercerita kalau sebenarnya dia mau serius terhadap cewek itu, namun apa yg terjadi ternyata tidak sesuai dgn harapannya. Apalagi dia sudah bilang ke ortunya kalau dia sangat serius menjalani hubungan itu. Ceweknya itu pernah dijanjikan sama mantannya kalau mantannya itu mengajaknya utk lebih serius dibandingkan dgn kawan saya itu. Apakah cewek itu harus diberi peringatan secara roh halus (oops, maksudku secara halus atau kasar, he..he..he).
Thanks atas jawabannya.



03 Jun 2006 21:06:36
yulda kurniawan

Mau tanya dulu ya. Apa2 yang kutulis perihal Ika ada benarnya atau banyak salahnya? Rabaan Aa Fahmi bisa lebih tajam dari aku lho.
Jadi A Fahmi terpesona kepada Ika bukan semata karena pisiknya. Tapi juga kedalaman bathiniahnya. Aa Fahmi sependapat dengan rabaan aku tentang seorang Ika. Iya sih terserah Ika, meski dugaanku Ika belum punya teman dekat selain kamu shahabatnya.
Ika ada alamat email gak? Atau notel/nohape? Buat kenudahan silaturahmi pendahuluan aja kok. Aa Fahmi lagi uring2an mukim seminggu di gunung. Gimana klo setahun ya. Maklum duda muda.
Mana sekarang lagi punya hobbi baru, ngobor belut. Kamu tahu kan daging belut itu protein dan hormonnya tinggi. Modar dong Aa Fahmi.

Tentang teman kamu itu. Iya sih ceweknya baru pacarnya. Dianya tentu faham apa resikonya klo pacaran sama ce yang masih terikat hubungan kasih sayang dengan co lain. Ya itu mah resiko asmara.
Untung juga baliknya sebelum teman kamu itu menikahi ceweknya.
Coba klo dia dah nikah sama ceweknya, kemudian sicewek balik lagi ke mantan cowoknya atau selingkuh. Apa gak bisa bikin mala petaka kemanusiaan yang bukan mustahil bisa berakibat kriminil? Katakan saran desi, mendingan lupakan cewek itu dengan cara segera menggaet cewek lain sebagai gantinya. Gak usah cinta dulu yang penting ada teman buat berbagi daripada bengong sendirian.
Klo kata kamu gimana tuh wahai pemuda Yulda? Kepingin tahu aja sudah seberapa dewasanya pikiran si boy sekarang. Hihihi.

---pesan dari user ini / message from this user---

Insya Allah Des, nanti saya coba tanyakan ke IKA apakah dia mau atau tidak. Oh iya, makasih apabila sepupu kamu benar-2 menaruh perhatian pada IKA, tapi saya harap sih bukan karena melihat dari fisik si IKA nya........hi3x.
Ngomong-2 saya punya kawan yg sedang dilanda kegelisahan malam ini nih Des. Dia sedang bingung karena ceweknya dia balik lagi ke mantannya ( tapi baru tanda-2nya aja sih ). Yang menjadi masalahnya, selama ini cewek itu sudah terikat sbg pacarnya kawan saya. Yaaahh, istilah kasarnya..........SELINGKUH gitu deh, tapi ke mantannya. Mungkin kamu bisa memberi masukan apa yg harus kawan saya lakukan.

No comments: